Sibolangit (Sumut),PRESISI-NEWS.com- Tahun 2022 merupakan tahun pemulihan bagi Indonesia, baik dari segi kesehatan dan ekonomi, dari dampak masif pandemi Covid-19. Hal ini sangatlah menggembirakan dan membanggakan kita semua, mengingat tren pemulihan tersebut tidak mengalami perlambatan, bahkan terus meningkat hingga di penghujung tahun 2022, terutama di tengah tekanan dan pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional (KR) 5 Sumbagut, Yusup Ansori menyatakan itu saat Media Gathering OJK KR 5 Sumbagut di ruang Bougsnvile The Hill Hotel & Resort Sibolangit Kabupatdn Deli Serdang, Kamis,(15/12/2022).
Pada kesempatan itu Yusuf Ansori didampingi Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) OJK KR5 Sumbagut, Anton Purba dan Deputi Direktur Managemen Strategis, EPK dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK KR5 Sumbagut, Wan Nuzul Fachri. Kegiatan yang berthemakan Kolaborasi Pelayanan Publik dan Keuangan Berkelanjutan ini berakhir Jumat siang (16/12/2022).
Menurut Yusup Ansori, sektor perbankan Sumut yang terdiri dari 2 bank berkantor pusat, 56 bank berkantor cabang, dan 53 BPR/BPRS pada Oktober 2022 kembali mencatatkan pertumbuhan yang positif.
“Total aset tercatat sebesar Rp 333,06 triliun dengan pertumbuhan sebesar 5,29 persen yoy. Sedangkan Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga bertumbuh sebesar 4,52 persen yoy menjadi Rp305,77 triliun. Sementara penyaluran kredit/pembiayaan oleh bank yang berlokasi di Sumut tercatat sebesar Rp.224,31 triliun dengan pertumbuhan 1,76 persen yoy” ujarnya.
Adapun struktur kredit terdiri dari 70,93 persen kredit produktif dan 29,07 persen kredit konsumtif. Pertumbuhan kredit tersebut ditopang oleh kredit investasi bank umum yang bertumbuh 9,46 persen yoy menjadi Rp 61,46 triliun dan kredit kepemilikan rumah tinggal yang bertumbuh 10,14 persen yoy menjadi Rp20,38 triliun.
Jika dibandingkan dengan tren historis dari Desember 2021 yang lalu, kredit investasi justru mengalami kontraksi yang paling dalam.
MENINGKAT
Pemulihan Ekonomi ini juga ditandai dengan peningkatan penyaluran kredit dan dukungan finansial terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi aspek penting bukan hanya dalam mendukung pemulihan ekonomi namun juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Apalagi menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tahun 2020, sektor UMKM menyerap 97% tenaga kerja secara nasional.
“Hal tersebut juga yang menjadi salah satu dasar bagi OJK dalam menempatkan UMKM sebagai salah satu kategori usaha berkelanjutan, sesuai POJK Keuangan Berkelanjutan dengan POJK No. 51/POJK. 03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.
Sebagai informasi, sambungnya, Keuangan Berkelanjutan adalah dukungan menyeluruh dari sektor jasa keuangan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Dan sejak pandemi covid-19 terjadi, sektor UMKM mengalami penurunan kinerja hingga Desember 2020 yang menyebabkan peningkatan tingkat pengangguran secara masif.
“Dan akhirnya di awal tahun 2021, kredit UMKM mulai meningkat dan terus bertumbuh pesat terutama selama tahun 2022,” terang dia.
Hal ini, imbuh Yusuf, terlihat dari share kredit UMKM terhadap total kredit yang terus meningkat setiap tahunnya, mulai dari 26,80% pada tahun 2020, 31,07% pada tahun 2021, dan sebesar 32,11% pada Oktober 2022. Adapun angka tersebut sudah melebihi angka 30% yang merupakan target share kredit UMKM nasional yang ditetapkan oleh presiden RI.
Peningkatkan share kredit UMKM tersebut didukung oleh penyaluran kredit yang terus bertumbuh dengan pesat, dimana per Oktober 2022 tercatat pertumbuhan sebesar 16,26%. (red)