Medan, PRESISI – NEWS | Pemerintah bersama TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) dan Tim Pengendallian Inflasi Pangan Pusat) diminta untuk tanggap menyikapi kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok menjelang lebaran yang biasanya cenderung tidak bisa terkendali.
“Kenaikan harga kebutuhan pokok itu bukan lantaran naiknya permintaan masyarakat, tapi kita harus bisa mensiasatinya agar rakyat di tingkat bawah yang ekonominya pas-pasan tidak terkena dampaknya,”kata Anggota DPR RI, H. Hidayatullah, SE pada wartawan baru-baru ini.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga merasa sangat prihatin adanya pergerakan kenaikan harga kebutuhan pokok diantaranya beras, minyak goreng dan sayur-sayuran cabe dan bawang menjelang bulan puasa tahun 2024 ini.
Seakan-akan, lanjutnya, kenaikan harga barang kebutuhan pokok ada yang mengkomandoi dan mengikuti alur kebiasaan atau tradisi, bahwa menjelang puasa dan lebaran. Semestinya tidak bisa begitu.
Seperti diketahui, menjelang puasa 1 hari, tiba-tiba harga cabe melambung sampai Rp.80.000 per Kg, namun hingga Rabu, (20/3/2024) di Pasar Simpang Limun Medan harganya sudah turun drastic menjadi Rp.24.000 per Kg atau Rp.6.000 seperempat Kg.
Begitu juga dengan harga bawang sudah turun menjadi Rp. 7.000 seperempat, sebelumnya, berkisar Rp.9-10 ribu seperempat. Selanjutnya penurunan harga juga terjadi pada ikan tongkol, menjelang puasa harganya sekitar Rp.15.000 dan Rp.18.000 per Kg, kini sudah turun menajdi Rp.12.000 per Kg.
“Cuma harga beras cenderung naik dan membuat resah masyarakat. Sebelumnya sempat melaju Rp.15.000 – Rp.18.000 per Kg jelang puasa 2 hari. Sekarang harga beras di tingkat eceran berkisar Rp.15.000 – Rp.16.000 per Kg.” ujarnya.
Sementara harga minyak goreng yang sebelumnya hanya Rp.14.000 per Kg, kini bergerak naik menjadi Rp. 15.000 dan Rp.16.000 per Kg. Lonjakan harga juga menyentuh ayam jelang puasa tembus Rp.39.000 per Kg dan kini sudah turun berkisar Rp.30.000 dan Rp.33.000 per Kg. Untuk harga daging sapi Rp.130.000 dan Rp.140.000 Tapi kini sudah Rp.30.000 dan Rp.33.000 per Kg.
“Penurunan harga barang-barang kebutuhan pokok ini bisa jadi karena pemerintah beserta TPID dan TPIPP bergerak melakukan upaya-upaya pengendalian harga agar tidak berdampak bagi masyarakat. Ini perlu kita berikan apresiasi,” ucap Hidayatullah.
Menurut dia, kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok ini sempat membuat rakyat kecil merasa tertekan dan panik. Karena pasca Pemilu 14 Pebruari 2024, tingkat ekonomi di tengah masyarakat cenderung menurun dari hari-hari sebelumnya,” ucap mantan Ketua Fraksi PKS DPDD Sumut ini.
Disebutkan, naiknya harga barang-barang kebutuhan pokok ini juga harus diwaspadai adanya dugaan permainan spekulan yang sengaja menimbun barang-barang agar bisa memperoleh keuntungan berlipat ganda.
“Tahun 2023 lalu, pemerintah juga sempat menangkap beberapa pengusaha yang sengaja menimbun beras dan minyak goreng untuk dijual saat harga naik,” ujarnya.
Di satu sisi, Hidayatullah juga merasa pesimis pemerintah bersama TPID dan TPIP bisa melakukan pengendalian kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok menjelang hari Raya Idul Fitri tahun 2024 ini.
Karena, lanjutnya, menjelang lebaran, pergerakan pemerintah dan jajarannya dalam upaya menstabilkan harga barang kebutuhan pokok sudah sangat longgar. Sehingga para pengusaha besar, menjadikan hal ini sebagai momentum untuk kembali menaikkan perolehan keuntungan.
“Ini memang tidak bisa terelakkan. Begitupun kita perlu menyampaikan apresiasi kepada pemerintah beserta TPID dan TPIPP, termasuk Bank Indonesia yang telah berupaya mendorong pengendalian harga barang-barang kebutuhan pokok dan sayuran jelang semiggu lebaran,” pungkas Hidayatullah. (bar)