Medan, PRESISI-NEWS
Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) merasa optimis percapai pengguna QRIS bisa mencapai target 1 juta atau 980 ribu merchant pada akhir tahun 2022.
Karena pada triwulan III pencapaian pengguna baru QRIS sudah mencapai 770 ribu merchant atau 78,60 % dari target. Sedangkan pada triwulan II hanya mencapai 436 ribu merchamt .
“Kami optimis dan yakin pada triwulan IV ini target tersebut bisa tercapai dalam sisa waktu tiga bulan ke depan,” kata Kepala KPw BI Provinsi Sumut, Doddy Zulverdi didampingi Azka Suban dan Poltak Sitanggang pada Bincang Bareng Media (BBM) yang digelar secara virtual hybrid dan online di gedung BI Sumut, Selasa (25/10/2022). Hadir saat itu pejabat BI lainnya seperti Warsono dan Wahyu.
Menruut Doddy Zulverdi, peningkatan tersebut juga tercermin pada jumlah merchant QRIS di Sumut yang telah mencapai 911 ribu merchant atau tumbuh 96 persen (yoy) pada Triwulan III 2022, dengan proporsi terbesar pada segmen mikro sebesar 65,87 persen. Secara spasial jumlah merchant QRIS tertinggi berada di Kota Medan dengan total merchant yang mencapai 412.312 ribu.
Kemudian disusul Kabupaten Deli Serdang 122.312 merchant, Langkat 30.101 merchant, Binjai 26.963 merchant, Karo 18.639 merchant, Serdag Bedagai 14.440 merchant, Kota Tebing Tinggi 13.467 merchat, Kabupaten Dairi 10.817 merchant dan Pakpak Bharat 811 merchant.
Doddy Zulverdi juga mengakui bahwa kerjasama QRIS antarnegara dengan negara tetangga saat ini yang efektif baru dengan negara Thailand. Orang Indonesia jika berbelanja di Thailand sudah bisa menggunakan QRIS, begitu juga sebaliknya dengan orang Thailand jika melakukan shoping maupun lainnya dapat memakai QRIS.
Baca Juga:
KPw BI Sumut Ajak TPID Kabupaten/kota Dukung Germas PIP yang Akan di Launching Akhir Agustus 2022
Tingkatkan Pengguna QRIS, KPw BI Sumut Bersama BMPD Gelar Car Free Day PQN 2022
Disebutkan, langkah serupa juga akan dilakukan dengan negara jiran Malaysia, dimana QRIS baru akan dioperasionalkan pada April 2023 mendatang baik di Malaysia maupun Indonesia.
Saat ditanyakan kenapa prosesnya agak lama, memalkan waktu sampai setengah tahun lebih, Doddy Zulverdi menyatakan, bahwa hal tersebut menyangkut perangkat , sistem perbankan dan lainnya.
“Jika saat ini Thailand dinilai paling efektif, karena kerjasama dengan negara tersebut lebih duluan, termasuk penyediaan perangkat dan sistem perbankannya,” kata Doddy Zulverdi didampingi Poltak Sitanggang pada wartawan usai BBM. (al/r).