Program konversi ini pun teruji karena telah dilakukan pemeriksaan fisik oleh tim Ditlantas Polda Bali serta pemeriksaan kelengkapan STNK dan BPKB atas seluruh motor BBM sebelum dan setelah dikonversi. Pasca pengecekan tersebut, Korlantas Bali melakukan proses perubahan STNK dan BPKB dengan ciri khusus untuk kendaraan listrik.
Upaya sosialisasi ini, juga sekaligus langkah dalam mengajak masyarakat beralih ke kendaraan listrik. Dengan memakai kendaraan listrik maka pengurangan emisi karbon yang didapatkan bisa lebih rendah dibandingkan memakai kendaraan berbasis BBM. Ia memaparkan, satu liter BBM menghasilkan emisi karbonnya 2,4 kilogram (kg) CO2. Sedangkan 1 kWh listrik, emisinya hanya 0,85 kg CO2. Artinya kalau 1,5 kWh, emisinya sekitar 1,3 kg CO2.
“Ketika masyarakat memakai kendaraan listrik, maka masyarakat juga terlibat aktif dalam upaya pengurangan emisi karbon,” tambah Darmawan.
Melalui parade ini juga memperlihatkan bahwa perhelatan G20 di Bali sudah didukung penuh oleh kendaraan ramah lingkungan yaitu listrik, bahkan transportasi massa seperti bus sudah berbasis listrik.
Darmawan menambahkan PLN sebagai garda terdepan dalam proses transisi ini berkomitmen terus mendukung dengan melakukan pengembangan infrastruktur secara masif. Di antaranya perluasan jaringan dan jangkauan pengisian daya kendaraan listrik termasuk pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di berbagai wilayah Indonesia.
“Saat ini kami sudah mengoperasikan 143 unit SPKLU di seluruh Indonesia. Khususnya di Bali, kami juga sudah menyiapkan SPKLU Ultra Fast Charging untuk mendukung perhelatan KTT G20 yang mana para delegasi akan memakai kendaraan listrik,” ujar Darmawan.
PLN juga menyajikan berbagai infrastruktur pendukung kendaraan listrik, seperti SPKLU Cloud, Home Charging, Ultra Fast dan Fast Charging sebagai bukti bahwa Indonesia siap beralih dari kendaraan berbasis BBM menjadi kendaraan berbasis listrik. (Buher/Red/r)