Gresik, PRESISI-NEWS | Petrokimia Gresik yang merupakan perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia turut mendorong insinyur di Indonesia untuk berperan aktif dalam mewujudkan hilirisasi industri dan percepatan swasembada pangan menyongsong Indonesia Emas 2045.
Hal ini disampaikan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo saat menjadi pembicara seminar nasional yang diselenggarakan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Kabupaten Gresik, di Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu yang lalu.
Seminar bertajuk “Transformasi Menuju Pembangunan Hijau: Ketahanan Pangan, Industri Hijau dan Dekarbonisasi”ini, Dwi Satriyo mengatakan bahwa, hilirisasi dan percepatan swasembada pangan saat ini menjadi fokus Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto untuk masa depan Indonesia. Ia juga menegaskan, guna mewujudkan prioritas tersebut, Petrokimia Gresik juga senantiasa mengedepankan implementasi industri hijau.
“Kita memiliki cukup banyak insinyur. Saya berharap para insinyur ini semakin banyak berkolaborasi dengan Petrokimia Gresik untuk menyukseskan program hilirisasi industri dan mempercepat swasembada pangan. Insinyur memiliki peranan penting dalam menciptakan inovasi yang relevan dengan industri pertanian dengan tetap mengedepankan industri hijau,”ucap Dwi Satriyo
Menurutnya, hilirisasi industri memiliki peranan strategis. Hilirisasi mampu meningkatkan nilai tambah bagi sebuah komoditas, dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional, serta menghilangkan ketergantungan industri nasional pada impor, sehingga menciptakan kemandirian bangsa.
Adapun strategi hilirisasi yang dijalankan Petrokimia Gresik diantaranya dijalankan untuk produk sekunder gipsum. Gipsum merupakan produk samping dari Pabrik Asam Fosfat (phosphoric acid). Gipsum yang dihasilkan Petrokimia Gresik tidak termasuk golongan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Nomor SK.238/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2021, Red).
Petrokimia Gresik berupaya menjaga lingkungan dengan memanfaatkan gipsum menjadi produk bernilai tambah bagi pertanian dan industri nasional. Diantaranya, untuk pembuatan pupuk ZA yang dapat meningkatkan produktivitas tebu, pupuk Petro-Cas untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
Petrokimia Gresik juga melakukan hilirisasi gipsum menjadi Neutralized Crude Gypsum (NCG) dan Purified Gypsum. Ia menjelaskan, produk NCG dapat dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan bata ringan, plasterboard. Sementara Purified Gypsum diproduksi untuk mendukung kemajuan industri semen nasional, yaitu sebagai bahan penolong.
“Hilirisasi dari produk ini ternyata mampu mendorong program percepatan swasembada pangan nasional serta mendukung kemajuan industri nasional. Pemanfaatan gipsum ini juga menjadi upaya Petrokimia Gresik untuk meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup, karena kepedulian terhadap lingkungan menjadi instrumen penting bagi keberlangsungan perusahaan,” papar Dwi Satriyo.
Terbaru, Petrokimia Gresik juga berinovasi mengubah Urea granul menjadi Urea nano sebagai langkah mengoptimalkan program Petrokimia Gresik Smart Precision Farming (Petro Spring) yang diinisiasi perusahaan untuk pertanian modern dan presisi. Harapannya, produktivitas pertanian nasional dengan sistem modern ini dapat terus ditingkatkan produktivitasnya.
“Inovasi-inovasi yang telah dijalankan Petrokimia Gresik ini juga berkat dukungan para insinyur yang ada di perusahaan. Saya berharap kontribusi ini terus ditingkatkan untuk kemajuan pertanian Indonesia dan kemandirian industri nasional menyongsong Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. (red)