Diterangkan, pertumbuhan dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir, sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah.paradigma baru adalah memandang sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan.
“Selama ini sebagian besar masyarakat masih menganggap sampah sebagai barang yang tidak berguna dan bukan sebagai sumber daya yang bisa dimanfaatkan. Bank Sampah merupakan strategi dalam mengembangkan dan membangun kepedulian masyarakat agar peduli dengan sampah. Diharapkan dengan adanya Bank Sampah ini nantinya akan mempunyai banyak nasabah, seperti bank-bank pada umumnya. serta dapat menyadarkan masyarakat akan arti pentingnya menjaga kebersihan dan peduli lingkungan,” sebutnya.
Diharapkan keberadaan Bank Sampah bisa menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang Sehat, Rapi, dan Bersih.
“Perlu kami sampaikan, kegiatan ini sejalan dengan program Pemerintah Kota Pematang Siantar, yakni LISA (Lihat Sampah Ambil) dan masukkan ke Bank Sampah. kepada masyarakat, khususnya di Kelurahan Bantan Kecamatan Siantar Barat ini, mari kita bersama-sama mensukseskan program ini. Semoga bisa menjadi contoh bagi kelurahan-kelurahan lainnya di Kota Pematang Siantar, sehingga nantinya seluruh kelurahan di Kota Pematang Siantar memiliki Bank Sampah,” ajaknya.
Wali Kota Susanti juga menyambut baik kegiatan PMT bagi balita. Sebab kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan gizi para balita dan mencegah serta menurunkan angka stunting di Kota Pematang Siantar.
“Adapun gambaran stunting di Kota Pematang Siantar saat ini di angka 15 persen. Angka tersebut harus bisa kita turunkan menjadi 14 persen. Upaya penurunan angka stunting ini tidak hanya merupakan tugas pemerintah, melainkan juga menjadi tanggung jawab masyarakat, khususnya orang tua,” ujarnya.
Makanan bergizi, lanjutnya, tidak harus mahal, yang terpenting nilai gizi yang terkandung di dalam makanan tersebut. Juga bagaimana mengolah bahan makanan menjadi menu beragam sehingga anak-anak tidak bosan.
Stunting, katanya lagi, juga terkait dengan perencanaan jumlah anak dan usia menikah. karena sesuai undang-undang perkawinan, harus berusia minimal 19 tahun dan siap secara finansial. Investasi anak itu dimulai dari 1.000 hari pertama. di tiga tahun pertama itulah kita harus fokus memantau dan menjaga pertumbuhan anak. Jadi, untuk mencegah stunting harus dimulai dari kita sendiri, terutama peran ibu di keluarga dalam peningkatan asupan gizi kepada anak-anaknya. Juga memperhatikan faktor kebersihan makanan yang diberikan kepada balita, agar balita tidak mudah terjangkit penyakit.
Kami berharap program PMT ini digunakan dengan sebaik-baiknya. Semoga ke depan program PMT ini bisa ditingkatkan dan lebih beragam.
Acara dilajutkan dengan penyerahan CSR secara simbolis berupa Mesin Press Conblok dari PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Pematang Siantar kepada Bank Sampah Bantan Berseri Abadi, disaksikan Wali Kota Pematang Siantar. Kemudian, Program PMT oleh Wali Kota Pematang Siantar.
Turut hadir, Kapolres Pematang Siantar diwakili Jahrona, Manajer PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Pematang Siantar Muhammad Setiawady, Danramil Siantar Barat Charles Tarigan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pematang Siantar Dedy Tunasto Setiawan, Camat Siantar Barat Pardomuan Nasution, Kepala Puskesmas Singosari dr Fitri, Ibu-ibu BKMT Kecamatan Siantar Barat, dan para kader Posyandu se-Kelurahan Bantan. (Jose/R-One/r)