Deli Serdang, PRESISI-NEWS.com
Pers kini sudah bebas dan harus bertanggung jawab. Saat ini pemberitaan bisa dilakukan siapa saja. Namun masalah yang utama, adalah bagaimana membuat pemberitaan yang bertanggung jawab, karena masyarakat sudah kebanjiran berita dari media sosial (medsos) dan media digital lainnya.
Hal tersebut dikatakan Presiden Jokowi dan Gubsu Edy Rahmayadi pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Gedung Serbaguna, Jalan Williem Iskandar/Jalan Pancing, Deliserdang, Kamis (09/02/2023). Puncak HPN dihadiri puluhan ribu orang.
Acara tersebut dihadiri, Menko Bidang Polhukam Mahfud MD, Menteri Kominfo Johnny G Plate, Panglima TNI Yudo Margono, Kapolri Listyo Sigit, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Ketua PWI Pusat Atal S Depari, para kepala daerah dan wartawan se-Indonesia, pelajar, mahasiswa, serta para tamu dan undangan lainnya.
Menurut Jokowi, di tengah suasana seperti ini, media mainstream justru sangat dibutuhkan untuk menjadi rumah penjernih informasi. Media arus utama menyajikan informasi yang terverifikasi dan menjalankan peran sebagai communication of hope yang memberi harapan pada masyarakat.
“Peran utama media kini makin penting untuk mengamplifikasi kebenaran dan menyingkap fakta terutama di tengah keganasan post truth, pasca fakta dan pasca kebenaran. Media arus utama diharapkan mampu menjaga dan mempertahankan misinya untuk mencari kebenaran, searching the truth dan membangun optimistisme. Oleh karena itu, saya minta semua pihak baik kepada lembaga pemerintah pusat dan daerah, BUMN, perusahaan swasta, lembaga swadaya masyarakat, untuk mendukung keberadaan media arus utama,” ucap Jokowi.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan penghargaan pada tokoh pelopor pers dari Sumut diantaranya Dja Endar Moeda (tokoh pers perjuangan), Parada Harahap (tokoh pers perjuangan), Mohammad Said (tokoh pers perjuangan) Tuan Manullang (tokoh pers perjuangan), Ani Idrus (tokoh pers perempuan) dan Muhammad TWH (Tokoh pers tiga zaman).
HARUS DIMAKNAI
Gubsu Edy Rahmayadi saat itu menyatakan kebebasan pers yang harus kita maknai adalah bagaimana kebebasan sebagai nilai yang baik dan berguna di dalam etika yang bertanggtungjawab.
“Dalam kode etik jurnalistik disampaikan wartawan Indonesia dalam menghasilkan berita harus akurat berimbang dan tidak beritikad buruk dan harus sesuai dengan hati nurani. Ini tugas pemberitaan melayani kemanusiaan dan hati nurani,” kata Edy Rahmayadi yang pada kesempatan tersebut menerima Pena Emas dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Edy Rahmayadi berharap pers berpran penting memperkuat penggunaan nalar publik yang menuju pada kebaikan. “Maka penghargaan tertinggi profesi jurnalistik bagaimana pers bertanggungjawab pada upaya pembangunan kemanusiaan secara utuh,” katanya seraya menambahkan, bahwa kekuatan media saat ini sangatlah luar biasa. Menurut Edy kebenaran dapat dikonstruksi secara maya.
Edy juga meminta pers untuk terus memberitakan informasi mengenai potensi Sumut. Sesuai dengan arahan Jokowi, seluruh pihak mestilah berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi termasuk pers.
“Saya menitipkan ke semua insan pers yang hadir untuk dapat menulis hal-hal yang positif tentang Sumut. Apakah tentang kulinernya, budaya, pariwisata dan potensi ekonomi lainnya. Yang akan memberikan citra positif bagi investor dan wisatawan datang ke Sumut,” kata Edy dalam siaran pers Diskominfo Sumut.
APRESIASI
Ketua PWI Atal S Depari memberikan apresiasi pada Pemerintah Provinsi Sumut khususnya Gubernur Sumut Edy Rahmayadi atas dukungannya pada HPN 2023. “Syukur, Provinsi Sumut telah berkenan jadi tuan rumah. Pak gubernur support habis pelaksanaan HPN, memikirkan segala rupa persiapan HPN, sampai sampai beliau (Edy) tidak nyenyak tidur. Beliau bertekad HPN Sumut harus sukses. kami bangga dengan tekad beliau,” katanya.
Kata Atal, Sumut merupakan bagian penting menjadi sejarah pers Indonesia. “Di Sumut lahir pelopor pers Indonesia, lahir media legendaris, lahir wartawan pejuang yang menghidupkan perjalanan pers Indonesia,” kata Atal.
Sementara Ketua Dewan Pers, DR.Ninik Rahayu, SH, MS mengingatkan agar pers menjalani profesinya sesuai dengan UU dan Kode Etik Jurnalistik serta membuat pemberitaan yang baik dan benar.
“Apalagi menyongsong tahun politik ini, pers harus netral dan profesional.,” katanya seraya mengakui bahwa media cetak di era digitalisasi ini terpengaruh dengan kehadiran medsos dan lainnya.
Pada kesempatan itu Jokowi mengenakan pakaian kain tenun Melayu dari Kabupaten Batubara Sumut. Jokowi juga disambut dengan tarian Melayu. Jokowi juga diberikan kesempatan mengetikkan kata ‘HPN’ sebagai penanda puncak HPN 2023 pada sebuah mesin tik yang pernah digunakan jurnalis Pewarta Deli, koran bersejarah Sumut di masa lalu. (rose/r)