Pupuk Phonska Alam diproduksi dengan menggunakan bahan baku sumber N, P, dan K yang berasal dari mineral alami, tanpa menggunakan bahan kimia sintetis sehingga dipastikan sesuai untuk pertanian organik di Indonesia. Bahkan, pupuk ini sudah memiliki tanda logo “Organik Indonesia” sebagai wujud perlindungan atau jaminan bagi konsumen atas kualitas Phonska Alam.
“Jika selama ini petani organik menggunakan cara-cara konvensional untuk memberikan unsur hara N, P, dan K pada tanaman, misal memanfaatkan air cucian beras, pohon pisang, sabut kelapa atau lainnya, sekarang kami menawarkan cara yang lebih efektif, efesien, dan terukur atau terstandarisasi melalui Phonska Alam,” ujar Dwi Satriyo.
Dalam Program Makmur ini, Petrokimia Gresik berperan memberikan jaminan penyediaan pupuk organik nonsubsidi kepada petani. Selain itu, Petrokimia Gresik juga melakukan pendampingan melalui kegiatan sosialisasi pemupukan berimbang, kawalan budidaya, pengendalian hama dan penyakit.
Petrokimia Gresik juga menyediakan layanan uji tanah oleh petugas Mobil Uji Tanah dan Agroman Petrokimia Gresik, sehingga dosis pemupukan yang diaplikasikan lebih efektif, efisien dan presisi atau sesuai kebutuhan. Dalam pemupukan Program Makmur untuk padi organik di Ciparay, dosis yang direkomendasikan yaitu Phonska Alam sebanyak 300 kilogram per hektare dan 5 liter Phonska Oca yang pengaplikasiannya disemprotkan langsung ke tanaman.
“Program Makmur untuk padi organik kami mulai dari Ciparay karena tempat ini merupakan wilayah pertanian organik yang sudah tersertifikasi, dan mempunyai ekosistem pertanian yang baik mulai dari hulu hingga hilir. Kami berharap budidaya ini dapat diduplikasi oleh petani padi organik lain sehingga bahan pangan organik yang diproduksi di dalam negeri semakin besar lagi,” pungkas Dwi Satriyo (red)