“Total aset tercatat sebesar Rp324,33 Triliun dengan pertumbuhan double digit 12,39% yoy. DPK juga dapat bertumbuh double digit sebesar 12,45% yoy menjadi Rp304,18 Triliun. Sementara itu, penyaluran kredit/pembiayaan sudah kembali bertumbuh positif dan relatif tinggi sebesar 6,66%% yoy dengan total penyaluran Rp231,83 Triliun, “imbuhnya.
“Pertumbuhan ini didorong oleh sektor UMKM yang memiliki share 29,15% dari total kredit dengan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 13,71% yoy. Kredit kepada korporasi juga terpantau kembali bertumbuh positif sebesar 1,35% yoy, setelah selama ini bertumbuh negatif sepanjang tahun 2020 dan 2021. Di saat kredit dapat didorong untuk bertumbuh, profil risiko perbankan juga tetap dapat dijaga dengan baik, tercermin dari rasio NPL gross yang turun hingga di bawah 3%, yaitu sebesar 2,50%, “tambahnya.
Baca Juga:
– RDK OJK Maret 2022 Mencatat Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil
– OJK: KUR di Sumatera Utara Meningkat dan Mampu Menjangkau Wilayah Terpencil
Disebutkan, sektor yang terdiri dari pertanian, perkebunan, dan kehutanan, merupakan salahsatu ujung tombak perekonomian Sumatera Utara. Di masa pandemi, penyaluran kredit terhadap sektor ini mengalami perlambatan hingga bertumbuh negatif.
“Salah satu sumber perlambatan utamanya adalah kredit komoditas kelapa sawit yang bertumbuh negatif sepanjang tahun 2021.Berdasarkan pemantauan per April 2022, kredit bank umum kepada sektor pertanian di Sumut sudah mulai menunjukkan pemulihan dengan pertumbuhan sebesar 7,80% yoy. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit komoditas utama Sumut. Kredit perkebunan kelapa sawit sebagai komoditas dengan share terbesar, yaitu 81,26%, akhirnya dapat bertumbuh positif dan relatif baik sebesar 5,59% yoy. Kredit komoditas utama lainnya juga tercatat bertumbuh cukup signifikan seperti padi dengan pertumbuhan 49,24% yoy dan kopi yang bertumbuh 40,88% yoy. Sementara untuk karet bertumbuh 5,01% yoy, “katanya.
Maka dari itu, OJK senantiasa terus melakukan upaya untuk meningkatkan akses pembiayaan perbankan kepada para petani. Salah satunya bersama pemerintah melalui TPAKD Sumut dengan memperbanyak pembentukan klaster pertanian dengan menciptakan ekosistem di kalangan petani yang mempermudah proses pengajuan, pencairan dan penjaminan kredit, sampai pemasaran produk pertanian.
Diakuinya, bahwa di tengah tantangan pandemi Covid-19 COVID-19, pihaknya tetap senantiasa menjalankan fungsi perlindungan konsumen dengan menerima dan menindaklanjuti pengaduan nasabah jasa keuangan, sambil menjalankan protokol kesehatan khusus dengan ketat.
Dalam hal pengaduan, ucap Yusuf Ansori, yang diterima OJK pada periode Januari hingga Mei 2022, terdapat total 261 pengaduan yang berasal dari konsumen Sumut, baik yang melalui APPK (Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen) maupun datang langsung ke KR 5 Sumbagut. Pengaduan terbanyak berasal dari nasabah Perbankan sebanyak 136 pengaduan, diikuti dengan nasabah Asuransi dan Perusahaan Pembiayaan yang masing-masing sebanyak 48 pengaduan. (vandey)