Program EA yang diinisiasi PLN berhasil menekan biaya produksi petani jeruk di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Para petani memanfaatkan program EA dengan beralih dari BBM ke listrik PLN untuk pengairan. Hasilnya mampu menekan biaya produksi sekitar 30 persen yang berasal dari penghematan biaya BBM untuk penggunaan genset.
Happy Syaifullah, petani jeruk di Desa Bolo, Kabupaten Gresik ini menuturkan pengalamannya ketika beralih ke listrik PLN.
“Peralihan bahan bakar diesel ke listrik cukup efektif dalam menekan biaya produksi. Sehari pakai pompa air dengan diesel memerlukan 10 liter BBM mengeluarkan Rp 68.000,-, sementara untuk listrik hanya memerlukan 20 kWh per hari atau sekitar Rp20.000,- saja,” jelas Happy.
Dirinya juga menjelaskan, sebelum pakai listrik PLN, panennya hanya menghasilkan 2 ton per hektare setiap bulan. Sementara setelah menggunakan listrik PLN, panennya meningkat menjadi 5 ton per hektare setiap bulan.
“Dengan pengairan kebun yang lancar dan mudah membuat pohon tumbuh sehat dan menghasilkan buah yang melimpah. Saat ini kami bisa memanen 200 ton jeruk setiap bulan untuk luas lahan 40 hektare,” kata Happy
Baca Juta:
Hal serupa diungkapkan oleh Manager Produksi PT Niki Tunggal di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Didik yang merasakan produktivitas budidaya ayam meningkat hingga 20 persen dan dapat menghemat biaya produksi dengan menggunakan listrik PLN. Untuk 1.000 ekor ayam petelur setelah 12 minggu pemeliharaan dalam kandang listrik bisa menghasilkan 10.000 telur, dari sebelum menggunakan listrik PLN hanya menghasilkan 8.000 telur
“Setelah pakai listrik PLN, biaya produksi turun 15% sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi. Kelebihan lainnya panas dari listrik ini sangat optimal untuk menjaga suhu dan kelembaban kandang ayam, terlebih kami juga menyediakan pakan dan air secara otomatis menggunakan listrik,” pungkas Didik. (red)